Hari ini (02/08/16) saya mengikuti sebuah acara seminar bertajuk Internet Baik (#internetbaik) yang diselenggarakan oleh Telkomsel bekerjasama dengan Yayasan Kita dan Buah Hati (YKBH), ICT Watch dan Kakatu Parental Control. Internet Baik itu apa ya? BAIK merupakan singkatan dari Bertanggung jawab, Aman, Inspiratif dan Kreatif. Jadi tujuannya untuk mengedukasi masyarakat untuk menggunakan gadget dan internet secara ‘BAIK’. Berikut ini sedikit cerita dari seminar Internet Baik di Yogyakarta.

Cerita dari Seminar Internet Baik di Yogyakarta

Seminar #internetbaik dilaksanakan di hotel Grand Tjokro, Yogyakarta, dengan pembicara Donny BU (ITC Watch), Mumu/Muhamad Nur Awaludin (Kakatu Parental Control) dan Hilman Al Madani (YKBH).

internetbaik yogyakarta 2

Pengguna internet di Indonesia cukup besar yaitu 88,1 juta dari 252,4 juta penduduk. Aktifitas yang dilakukan sebagian besar adalah untuk sosial media. Para penikmat internet ini paling banyak di rentang usia 18-25 tahun. Bahkan survey yang dilakukan bagi anak dibawah 12 tahun menunjukkan bahwa hanya 21% menggunakan internet untuk belajar dan sisanya untuk hiburan.

Internet mempunyai dua sisi,  yaitu sisi terang dan sisi kelam. Dengan internet kita bisa belajar berbagai macam hal, melihat berita, menyimpan data secara online, berkomunikasi dan sebagainya. Namun dibalik itu ada sisi kelam yang mengintai. Resiko anak berinternet antara lain kecanduan gadget, judi, pornografi, cyberbully, hate speech, sara, ekploitasi dan terorisme. Ada juga dampak fisik yang terjadi seperti:

  • RSI (Repetitive Starin Injury), 
  • Radang jari tangan, 
  • Posisi duduk yang membungkung menyebabkan nyeri tulang belakang,
  • Dapat terjadi Ayan Games (nitendo epilepsi), 
  • Paparan sinar biru dari layar gadget dapat mengikis lutein (lapisan tipis yang melindungi retina). Contoh mata yang normal dan rusak seperti dalam gambar dibawah ini. 

internetbaik yogyakarta 5

Konten pornografi kadang muncul tanpa disengaja. Misalnya:

  • Menonton video klip musik di Youtube dimana isinya ternyata menjurus pornografi, 
  • Iklan yang muncul di aplikasi/game android, 
  • Hasil pencarian Google terutama Google Image yang kadang tidak sesuai,
  • Stiker di aplikasi chat kadang ada yang mempertontonkan gambar tidak senonoh seperti adegan berpacaran atau gay/lesbian. 

Akibat melihat tanpa sengaja bisa menimbulkan kecanduan pornografi. Awalnya merasa tidak nyaman, tapi penasaran dan akhirnya menjadi kecanduan bahkan sampai melakukan.


Untuk menghindari hal negatif di internet maka peran orangtua sangat besar. Orangtua harus menyadari bahwa generasi sekarang adalah generasi digital, bukan lagi generasi main kelereng atau main air hujan 😀 Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua :

  • Jelaskan kepada anak dengan hati dan bukan dengan amarah. Hargai semua pendapat dan perasaan anak. Pahamkan kepada mereka mengenai baik buruknya gadget/internet. Buatlah aturan dan konsekuensi serta melakukan kontrol.
  • Tidak semua game atau aplikasi cocok dengan anak. Pastikan mengecek dahulu rating/pedoman usia. Misalnya saja di Google Play ada petunjuk rating dibawah judul, usia 3+, 12+, 16+ dsb.

internetbaik yogyakarta 6

  • Untuk game pc biasanya ada di bagian cover dvd. Sistem ratingnya sebagai berikut.

internetbaik yogyakarta 3

  • Pasang juga parental control untuk memproteksi anak dari hal yang tidak baik. Untuk Android dapat mempergunakan Kakatu Parental Control. Dengan aplikasi ini maka anak hanya bisa mengakses aplikasi yang kita ijinkan dan dalam durasi tertentu. Setelah waktu habis maka tidak bisa menggunakan lagi. Kakatu ini dapat didownload lewat Google PlayStore dan dapat digunakan dengan mudah. 

internetbaik yogyakarta 7

Selain itu beberapa aplikasi/website juga memungkinkan untuk pengaturan mode anak. Saya pernah menulis beberapa caranya. Tapi semoga saja belum berubah menu dalam aplikasi/webnya 😀

Apakah anak harus dilarang menggunakan gadget/internet ? Jawabannya tentu saja tidak,  karena banyak hal baik yang bisa didapat dari gadget/internet. Namun orang tua berkewajiban untuk mendampingi dan membimbing anak. Tidak hanya sekedar memberikan gadget supaya anak diam. Memang tidak mudah untuk mendampingi, terutama jika anak sudah menginjak usia remaja. Namun dengan menganggap anak sebagai teman, saling perhatian dan terbuka, tentu pengawasan menjadi lebih mudah.

Selain seminar, #internetbaik juga mengadakan Training For Trainer dan Kelas Edukasi pada tanggal 3 sampai 5 Agustus 2016.

Semoga Bermanfaat


PrevSharing Foto dari Kamera Yang Tidak Mempunyai Wifi
NextTips Merawat Charger Ponsel